Wednesday, December 21, 2011

Milan, 3 Desember 2011 - Day 2

Hari kedua. Jam 9 pagi sudah selesai sarapan dan siap untuk mengunjungi San Siro Stadium. Kami naik metro menuju stasiun Lotto. Ahhh... pagi-pagi naik metro ternyata penuh sesak! Jangankan berharap untuk dapat tempat duduk, keluar dari metro saat sudah sampai di tujuan saja susahnya minta ampun...

betapa penuhnya metro ini...
Menurut informasi yang kami dapat, dari Lotto kami harus berjalan kaki sekitar 10 menit. Pas keluar dari stasiun Lotto terlihat beberapa penjual merchandise sepak bola. Berarti stadiumnya nggak jauh dari situ. Ternyata kesimpulan kami salah. Stadiumnya masih jauhhhhh... Mungkin kami jalan kaki sekitar 30 menit. Yaaa... selain memang jauh (dan salah arah), tapi kami juga sambil foto-foto sih hehe...

Masuk dari Gate 14, kami membeli tiket untuk masuk museum sekaligus stadium tour. Dipandu oleh seorang guide, kami memasuki 'kandang'-nya AC Milan dan Inter Milan. Sambil merasakan duduk di tribun di kursi paling depan, kami beserta 4 turis lainnya, mendengarkan cerita dari guide dalam 2 bahasa, Inggris dan Italy. 

stadium tour
Yang paling kami tunggu-tunggu adalah saat diajak memasuki ruang ganti pemain. Beruntunglah kami, hari itu sepi pengunjung (cuma 6 orang saja, tidak ada pengunjung lain), jadi kami tidak perlu berdesak-desakan memasuki ruang ganti pemain. Ruang ganti AC Milan dan Inter Milan memiliki konsep yang berbeda. Kata guide-nya, kursi para pemain Inter Milan melingkar, gabung jadi satu, karena mereka mementingkan kebersamaan. Sedangkan AC Milan memiliki kursinya masing-masing, karena individu lebih penting. Sayangnya hari itu kami tidak bisa masuk ke ruang ganti Inter Milan, karena sorenya mereka akan bertanding, jadi ruangannya harus steril.

Di ruang ganti AC Milan, si guide menyebutkan satu per satu siapa pemilik kursi yang berjejer di sana. Ada satu kursi yang katanya 'nggak terpakai'. Sebenarnya kursi itu milik Antonini, dan dulunya milik Maldini. Antonini ingin menghargai Maldini, jadi dia selalu duduk di bawahnya :)

ruang ganti AC Milan
Setelah selesai stadium tour, kami masuk ke museumnya. Ada baju-baju para pemain, sepatu, bola, piala, semua yang berhubungan dengan AC Milan dan Inter Milan ada di situ. Nggak ketinggalan, baju idola kami juga ada di situ :D Meskipun di pintu masuk ada tanda kamera dicoret, tapi kami nekat saja foto-foto :p

kiss your idol... kiss.. kiss!! :*
Pulang dari San Siro dengan perasaan gembira. Jalan kembali ke stasiun Lotto, naik metro lagi turun di Cairoli untuk mengunjungi Castello Sforzesco. Saya sebenarnya nggak ngerti apa isinya Castello Sforzesco itu, tapi ada di daftar itinerary yang saya buat, jadi ya dikunjungi saja hehe... Ternyata dari namanya saja sudah ketahuan kalau tempat tersebut adalah kastil. Di dalamnya ada beberapa museum. Tapi kami nggak masuk ke satu pun museum tersebut. Kami malah berjalan-jalan ke belakang kastil, di sana ada taman yang namanya Parco Sempione. Karena sedang musim gugur, jadi banyak daun-daun berguguran, cantik sekali... menggoda kami untuk mengabadikan foto bernuansa autumn ;)

Castello Sforzesco dan Parco Sempione
Karena terlalu bersemangat jepret-jepret di pinggir kolam, tripod nggak sengaja kesenggol tangan suami... Berusaha secepat mungkin untuk menyelematkan kamera, tapi apa daya terhalang oleh pagar. Kecemplung deh kamera kesayangannya (berikut lensanya) :( Nggak peduli hawa yang dingin, satu kaki suami yang masih pakai sepatu langsung masuk ke kolam untuk meraih kamera sebelum benar-benar tenggelam. Daripada masuk angin, lebih baik cepat pulang saja... keringkan sepatu dan lepas kaos kaki.

kelihatannya senyum, padahal dalam hati nangissss...
Malamnya nggak kemana-mana lagi. Suami masih meratapi nasib kamera kesayangannya yang nggak bisa nyala. Gimana nggak sedih, besoknya mau ke Paris tapi kamera rusak. Jadinya di Paris cuma bisa pakai satu kamera saja. Dan malam itu berdoa, semoga kamera satunya bersahabat dan nggak aneh-aneh...

Meskipun cuma 2 hari di sana, kami merasa Milan sangat menyenangkan. Orang-orangnya juga baik, mau membantu. Kalau ditanya, meskipun nggak bisa bahasa Inggris tapi mereka berusaha menjelaskan sampai kita mengerti. Jalan-jalan disana rasanya seperti berjalan di antara para model dan pemain sepak bola. Yang perempuan cantik dan modis, yang laki-laki ganteng dan berbadan tegap. Oya, selama di sana kami belum pernah melihat perempuan gemuk... Atau mungkin tersembunyi di balik jaketnya ya? haha....

Untuk makanan sebenarnya ingin mencicipi gelato asli italy, tapi karena hawa yang sangat dingin maka niat untuk bergelato pupus sudah. Sempat makan pizza, tapi cuma yang toppingnya tomat dan keju, karena yang lain mengandung pork.

Rasanya kurang kalau cuma 2 hari. Lain kali kami harus kembali ke Milan, lalu Venezia dan Roma...

No comments:

Post a Comment